Jumat, 18 Juli 2008

Bagaimana mengetahui bahwa Anda adalah seorang Penunda

Anda akan tahu bahwa anda seorang penunda jika:

  • Anda membawa sebuah buku selama enam bulan dan baru sekarang sempat membacanya
  • Anda melayani tagihan pajak anda tanggal 15 April, padahal seharusnya sudah dibayar pada 15 April tahun lalu.
  • Anda melakukan seluruh belanja Natal Anda pada tanggal 24 Desember dan 25 Desember.
  • Anda mengantar sendiri kartu-kartu Natal Anda, sekitar Hari Raya Tahun Baru.
  • Anda tidak dapat membayar tagihan tanpa juga membayar tagihan yang terlambat.
  • Anda selalu harus membawa uang ketika Anda mengembalikan sebuah buku perpustakaan, untuk berjaga-jaga bila membayar denda karena terlambat.
  • Anda bersekolah pada saat SMU dan Universitas sambil selau meminta perpanjangan waktu untuk mengumpulkan tugas-tugas Anda.
  • Anda adalah ahli mengarang segala macam alasan untuk datang terlambat
  • Daerah kerja Anda dipenuhi dengan tumpukan kertas. Dalam tumpukan yang tercampur bersama adalah hal-hal yang sama-sama penting dan tidak penting.
  • Anda mengunjungi dokter gigi hanya pada saat gigi berlubang
  • Anda menekan tombol alarm lima kali sebelum Anda keluar dari tempat tidur
  • Di pinggir tempat tidur, Anda memiliki setumpuk buku yang semuanya pernah Anda mulai baca, tetapi tidak pernah diselesaikan.
  • Anda menemukan 1001 hal kecil untuk dilakukan sebelum Anda menyelesaikan tugas yang ada di tangan.

Jika hal di atas menggambarkan diri Anda dengan berbagai cara, perhatikanlah..Sahabat Penunda. Ada harapan untuk berubah. Dan upah untuk perubahan itu benar-benar memuaskan! Seluruh kualitas hidup seseorang diperbaiki saat penundaan dikendalikan.

Sebelum kita mengetahui cara mengendalikan sifat penundaan ini, tentu harus mengetahui penyebabnya terlebih dahulu.

Ada beberapa penyebab:

* Kemalasan.

o Sebab terbesar dari penundaan, tentu saja adalah kemalasan. Kemalasan bukanlah sebuah masalah masa kini. Salomo juga menuliskan tentang seorang yang menunda bahkan untuk bangun pagi …“Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.” (Amsal 26:14)

* Menghindari rasa sakit dan pengorbanan

o Kita seringkali menunda karena kita mencoba menghindari sesuatu yang menyakitkan atau sesuatu yang tidak ingin kita hadapi atau lihat sebab tidak menyenangkan. Banyak orang akan senang mengubah kehidupan mereka atau memulai hidup baru, tetapi tidak sekarang, seperti doa klasik Bapak Agustinus – “Tuhan, buatlah aku bisa disiplin …. Tapi tidak sekarang!

* Kebiasaan menunda

o Kebiasaan lama, seperti penundaan, termasuk hal yang paling sulit untuk diubah. Zig Ziglar mengatakan: “Saat anda memilih sebuah kebiasaan, Anda bisa memilih hasil akhir dari kebiasaan itu. Kebiasaan baik sulit untuk didapatkan, tetapi mudah untuk hidup dengannya.”

* Tidak bisa mengambil keputusan

o Beberapa sebab dari penundaan adalah ketidakmampuan mengambil keputusan. Orang-orang tidak dapat memutuskan pada saat tertentu. Daripada menjawab “iya” atau “tidak”, jawaban mereka adalah “mungkin”. Itu artinya bahwa akan diputuskan nanti...mungkin!

* Takut gagal

o Banyak penunda yang takut atau menunda mencoba hal-hal yang lebih besar dan lebih baik, karena mereka berpikir mungkin akan gagal. Mereka sulit memandang sekalipun mengalami kegagalan, hal itu akan menjadi pengalaman belajar yang berarti.

Enam Kunci untuk Mengatasi Penundaan

  1. Memprioritaskan Prioritas Anda

Ø Tuliskan enam hal terpenting yang harus Anda lakukan besok (atau hari ini). Kemudian berilah nomor sesuai dengan urutan prioritas. Lakukan nomor pertama sampai selesai. Kemudian nomordua. Cobalah hal ini setidaknya dalam seminggu.

  1. Menyelesaikan tugas-tugas lama

Ø Kita seringkali mengesampingkan tugas-tugas yang menumpuk karena mereka tampak menakutkan. Walaupun begitu, saat kita memecahnya menjadi bagian kecil, kita bisa mengerjakan segalanya. Jadi bagaimana Anda memakan seekor gajah? Satu gigitan setiap hari.

  1. Lakukan hal yang paling mudah

Ø Prinsipnya berkaitan dengan serangkaian tugas-tugas kecil yang pentingnya seimbang yang menjadi bagian dari keseluruhan tugas, tetapkan mana yang menjadi tugas termudah untuk Anda memulainya untuk dilakukan.

  1. Memberikan batas waktu

Ø Sebuah batas waktu yang realistis, tetapi menantang adalah sebuah penyemangat yang tepat. Ia bisa memotivasi Anda. Sewaktu-waktu bisa melibatkan teman yang baik untuk mengingatkan Anda untuk mencapai tujuan Anda.

  1. Melakukan hal yang tidak menyenangkan lebih dulu

Ø Penulis Edwin Bliss mengatakan dalam bukunya Getting Things Done, “seorang penunda berpikir seperti ini, “tugas ini harus dilakukan, tetapi tidak menyenangkan. Karena itu saya akan mengesampingkannya selama yang saya bisa!” Namun orang yang efektif berpikir “tugas ini tidak menyenangkan, tetapi harus dilakukan. Karena itu, saya akan melakukannya sekarang, sehingga saya bisa meninggalkannya di belakang saya.”

  1. Menetapkan Pertanggungjawaban

Ø Jika Anda menemukan diri sendiri tidak berdaya dan terus menerus menunda, kerjakan sistem pertemanan. Temukan seseorang yang akan menolong Anda dengan membuat Anda mengatakan hal-hal yang dikesampingkan. Akan tetapi yang lebih efektif adalah pertanggungjawaban di hadapan Allah.


Sumber:

Jerry & Kirsti Newcombe, Saya Akan Melakukannya….Besok! (Jakarta: Metanoia, 2005)

Cuplikan buku oleh: Ev. Nani Priscilla M.Div.

Kamis, 17 Juli 2008

Love and to be loved


Mengasihi dan dikasihi adalah hal yang sangat dicari dan didambakan oleh setiap pasangan. Herannya pada pasangan-pasangan yang sudah lama menikahpun menghadapi permasalahan ini juga dalam relasi mereka.

Banyak pasangan yang sebenarnya mengasihi pasangannya tetapi sayang tidak sampai bahkan mungkin diterima sebaliknya oleh pasangannya. Mereka kesulitan berkomunikasi dan menyampaikan aspirasi perasaan mereka, sehingga pesan itu tidak sampai.

Mengasihi adalah satu tindakan yang meliputi perasaan dan keinginan yang kadang kala melampaui ratio manusia. Misalnya Ada orang yang begitu mengasihi pasangannya didalam segala kekurangannya dan bisa menerimanya yang justru kadang bagi orang lain itu tidak masuk akal, tetapi karena cinta yang dimiliki orang tersebut kepada pasangannya mengalahkan hal-hal yang tidakmungkin bagi orang lain tetapi menjadi mungkin bagi dirinya.

Mengasihi adalah satu tindakan berani dari seseorang karena ia harus berurusan dengan perasaan egonya. Sedang dikasihi adalah satu penerimaan dan hanya memerlukan tindakan pasip dari kita yang menerima kasih itu.

Waktu kita dikasihi maka kita dibanjiri oleh perasaan sayang dari orang yang mengasihi dan tindakan-tindakan real dari orang tersebut dalam menyatakan kasihnya kepada kita. Dikasihi ada kebahayaannya yaitu kita menjadi terlena sehingga terlalu asyik menerima kasih itu tetapi tidak merespon apa-apa kepada pemberi kasih itu.

Mengasihi dan dikasihi ini jika berjalan bersamaan maka akan sangat baik dan bisa dinikmati oleh semua pasangan. Mengkomunikasikan kasih kita dan mengekspresikan penerimaan kasih dari orang sangat membantu dalam menjalin relasi dalam pasangan suami istri. Marilah kita belajar bagaimana mengekspresikan bagaimana mengasihi pasangan dan dikasihi pasangan. Tuhan memberkati.



Ev.Julimin Nagaputra

Rabu, 16 Juli 2008

Depresi

Depresi adalah hal yang sering dialami orang pada umumnya, mereka sering mengeluhkan akan tekanan tekanan hidup yang mereka alami baik dikantor atau di kehidupan keluarganya dan biasanya berdampak dengan terjadinya gejala-gejala yang diikuti dengan keluhan fisik seperti sakit kepala, mual nyeri otot dan tulang, kesemutan, sesak nafas, berdebar-debar dan perasaan yang tidak menentu dan semua itu sebenarnya salah satu dari gejala yang disebut DEPRESI.

Ada 2 gejala dari depresi yang dapat kita kenali yaitu gejala Fisik dan Kejiwaan.
Gejala Kejiwaan:
  1. Sedih dan Murung
  2. Kehilangan Minat dan konsentrasi
  3. Sering merasakan perasaan bersalah
Gejala Fisik
  1. Gangguan tidur
  2. Kehilangan selera makan
  3. Gairah seksual menurun
  4. Ketidak mampuan
Jika kita merasakan ada salah satu dari gejala ini maka waspadailah bahwa saudara mungkin sudah masuk kedalam "Depresi" mungkin masih dalam kategori ringan tetapi jika tidak segera diatasi maka akan membahayakan dan dapat semakin buruk

TIPS: Lakukanlah olah raga ringan secara teratur seperti Aerobik, berenang, jalan pagi dan lainnya karena dapat menghilangkan kecemasan, tingkatkan nafsu makan, hasrat seksual, dan rasa menghargai diri.

Ev.Julimin Nagaputra. S.Th., M.A