Sabtu, 21 Juni 2014

PENGARUH RELASI AYAH DAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK



Bagaimana orangtua saling bersikap di antara mereka sendiri ternyata berpengaruh besar pada anak.

Ayah dan ibu yang kerap kali menunjukkan sikap saling menyayangi dan respek  ternyata anak-anak mereka bertumbuh dengan emosi yang cenderung stabil. Kenapa? Karena atmosfir keluarga dirasakan hangat dan aman.

Sebaliknya, ayah dan ibu yang sering terlihat bertengkar, saling menyalahkan, dan tidak respek satu sama lain dapat membuat emosi anak-anak cenderung labil dan  mudah gelisah.

Observasi terhadap para pecandu di tempat di rehabilitasi narkotika menunjukkan gejala yang mirip. Jika pecandu melihat hubungan ayah dan ibunya buruk, kemajuannya pun lambat dan sering melawan mentor. Namun ketika hubungan orangtua semakin harmonis, ternyata mereka pun tampak lebih maju dan lebih kooperatif dalam mengikuti program pemulihan.

Ayah yang dominant dan pemarah dan suka mengintimidasi isteri menyebabkan anak-anak  bertumbuh dengan menyimpan luka batin. Seringkali dijumpai juga adanya kemarahan yg terpendam bahkan sampai berpuluh-puluh tahun. Anehnya, ternyata anak-anak itu pun dapat menjadi kurang hormat pada si Ibu dan bahkan kadang ikut mengintimidasi ibu.

Anak perempuan dengan ayah yang dominan dan pemarah dapat mengembangkan sikap dominan dan tidak mau kalah terhadap laki-laki, termasuk pada suami jika kelak mereka menikah. Karena disadari atau tidak, mereka tidak mau menjadi perempuan seperti ibu mereka yang lemah dan bisa diintimidasi pria. Sepertinya mereka terus menerus harus menjaga diri mereka dari 'serangan' pria.

Sedangkan anak laki-laki dari ibu yang dominan dan suka merendahkan suami, biasanya menunjukkan sikap cenderung membela sang ayah. Tidak jarang mereka memanipulasi ayah untuk bersekongkol menghadapi si ibu. Biasanya mereka juga akan mengalami dilema ketika memilih calon isteri. Di satu sisi mereka 'benci' pada wanita yang dominan, tetapi di sisi lain mereka sebenarnya 'membutuhkan' wanita yang dominan dan mengatur. Karena bagaimana pun ibu merekalah yang selama ini memegang kendali di mana mereka sendiri tidak terlatih sehingga mereka kurang mampu berperan sebagai suami dan ayah.

Banyak anak-anak Kristen yang rajin berdoa dan melayani dan mempunyai kehidupan kerohanian yang bertumbuh memberi kesaksian bahwa mereka sebelumnya melihat contoh dari ayah-ibu mereka yang saling mendoakan dan saling mendorong untuk melayani.

oleh: Julimin Nagaputra. M.Min