Kamis, 15 November 2012

Pembelajaran Berumah Tangga

Berumah tangga tidaklah semudah yang di bayangkan. Banyak orang masuk ke dalam kehidupan berumah tangga dengan harapan yang sangat tinggi dan muluk. Hampir semua pasangan yang menikah tatkala di tanya apa yang mereka cari dari pernikahan yang dijalankan maka sebagian besar akan memberi jawab hidup yang berbahagia hingga tua, saling mengerti dan saling mengasihi, sampai tua hidup berbahagia.
Realita dari kehidupan pernikahan ternyata tidaklah demikian, banyak dari pasangan justru pernikahannya menjadi mandeg tidak bertumbuh bahkan terancam dengan perceraian. ahka yang menyedihkan adalah banyaknya angka perceraian bagi pasangan yang baru menikah satu sampai dua tahun. Mengapa ini sampai terjadi?
Permasalahan umum yang terjadi adalah pertama tidak berjalannya komunikasi antara pasangan, komunikasi antar pasangan lebih banyak mengarah kepada tuntutan dari masing-masing pihak.  Kedua, Mereka tidak lagi mengerjakan bagiannya masing-masing. Seharusnya baik wanita maupun pria memiliki peran yang harus dilakukan dalam rangka mengerjakan dan menghidupi kehidupan rumah tangganya. Alkitab telah dengan jelas memberikan arahan kepada pria untuk berperan sebagai kepala rumah tangga dan kepada wanita untuk memerankan peranannya sebagai penolong yang sepadan bagi suaminya. ketiga, mereka hanyut didalam permasalahan rumah tangga yang timbul tanpamengantisipasi dan mencari jalan keluarnya. misalnya masalah yang paing umum dan sering terjadi adalah masalah keuangan. Pada saat mereka menikah karena kesulitan keuangan maka banyak diantara mereka yang tidak sanggup untuk keluar dari rumah orang tuanya, akhirnya mereka tinggal bareng bersama dengan orang tua mereka. Tatkala mereka tinggal bersama maka mulailah timbul permasalahan antara suami istri ini. Umumnya wanita ingin sekali mempunyai daerah teritorialnya bersama dengan sang suami, biasanya ia menempatkan kamar merupakan daerahnya privacy dan ia sanga menikmati didaerah zona amannya namun ini akan menjadi masalah dalam keluarga karena dianggap istri tidak mau bergaul dengan keluarga lainnya. Di sisi lain istri ingin suaminya bersama dengan dia dan menemaninya di kamar namun suai leih suka di luar dan berkumpul dengan keluarga lainnya dan sikap ini akan merupakan penolakkan bagi sang istri karena suami lebih memilih di luar dari pada di kamar menemaninya dan ini akan di terima sebagai suami sudah tidak mengasihinya lagi. Masalah menjadi rumit karena istri akan menuntut pindah namun suami akan berpikir secara efisiensi yaitu lebih baik tingga di rumah orang tua dulu karena memang banyak kamar yang dapat di gunakan sehingga tidak perlu boros mengeluarkan uang untuk mengontrak, dengan demikian pertengkaran di pastikan mulai terjadi............ keempat, Tidak terlatihnya kita untuk mempelajari mengenai mood pasangan, tidak terlatih untuk menyatukan diri menjadi "sedaging" sehingga seringkali justru merasa mengapa pasangan kita tidak bisa mengerti kita. kelima, pengekspresian perasaan yang tidak tepat dengan bahasa kasih pasangan dan mencurahan rasa kasih dan cinta tidak tersampaikan kepada pasangannya tetapi justru yang terasa adalah tuntutan. Ke enam pasangan mulai tidak menyadari bahwa memang pria dan wanita di ciptakan dengan berbeda dan pendekatan bagi keduanyapun berbeda, misalnya wanita adalah sosok yang emosional dan relational sedangkan para pria adalah sosok yang sangat rasional dan funsional dari pendekatan ini saja seringkali timbul konflik.
Pembelajaran bagi pasangan untuk berumah tangga, bahwa pernikahan ini hanya bisa berjalan jika di kerjakan bersama. Masing-masing menjalankan perannya dan melakukan yang terbaik yang dapat di berikan kepada pasangannya bukan menunutut yang terbaik dari pasangannya.  Mempelajari perbedaan pendekatan antar pria dan wanita sehingga mengerti bagaimana berelasinya, mempelajari bahasa kasih dari pasangan dan nyatakan cinta kita melalui bahasa kasihnya bukan bahasa kasih kita Dan terakhir yang terpenting adalah kesatuan suami dan istri menjadi kesatuan yang paling lekat dan kuat adalah kunci dari segalanya, bahwa pasangan dan kita adalah satu, apa yang pasangan rasakan haruslah kita rasakan demikian pula sebaliknya seingga bersama daoat berjalan dan serahkan semua kepada pimpinan Tuhan Yesus sebagai kepala dari rumah tangga. Bawa semua masalah keluargamu kepada Kristus dan tunduk pada Kristus lakukan perintahNya, Tuhan memberkati.

Oleh: Ev. Julimin Nagaputra